Situs Live Draw Keluaran Togel Online Result HK, Result Singapore, Result SG 45 dan Result Sydney Paling Cepat Akurat Serta Terpercaya di Indonesia.

Result HK Singapore Situs Poker Online Terbesar Live Draw HK Singapore

K-Sougi.net Situs Nonton Streaming Online Film ASIA EROPA Terpopuler Indonesia 2018...

17 August 2017

Cerita Sex Janda Pemalu Dan Pembantuku Yang Seksi.


Ia memang sudah tak malu-malu lagii sepertii awal pertemuan kita. Janda cantiik itu sudah menunjukkan karakternya sbg seorang peciinta sejatii yg tanpa malu-malu lagii menunjukkan kebuasan birahinya. Kadang aqu tak mengertii, kenapa swaminya tega meniinggalkannya. esexeseks.com Akan tetapi prediksiqu mengatakan, swaminya tak mampu mengiimbangii gejolak birahi Erina di atas kasur dan untuk menutupii rasa malu yg terus menerus terpaksa ia meniinggalkan perempuan muda itu untuk hiidup bersama dgn perempuan laiin yg lebiih ‘low proMatle’.
Aqu memang belom sempat menanyakan pada Erina bagaiimana ia menyalurkan kebutuhan biiologiisnya di saat menjanda. Aqu berpiikiir, bahwa masturbasii adalah jalan satu-satunya.
Kita berdua masiih berciiuman dgn ganas kerana dgn siigap aqu menyeliipkan tanganku ke baliik pakaian perawatnya yg bersih itu. Sungguh terkejut kerana aqu sadar bahwa ia sama sekalii tak memakaii BREAST HOULDER sehiingga dgn mudahnya kuremas buah dada kanannya yg ranum itu.
“Kok ngga pakaii BREAST HOULDER Mbak..?” Sembari menggeliinjang dan mendesah, ia menjawab disertai senyum nakal.
“Supaya gampang diremas sama kamu..”. Benar-benar jawaban yg menggemaskan!
Kembalii kukulum biibiir dan liidahnya yg mengbirahikan itu sembari dgn cepat kubuka kanciing pakaiannya yg pertama, kedua, dan kErinaga. Lalu tanpa membuang waktu kutundukkan kepalaqu, dgn tangan kananku kukeluarkan buah dada kanannya dan kuhiisap sedemiikian rupa sehiingga hampiir setengahnya masuk ke dalem mulutku. Erina mulaii mengerang kegelian,
“Ouhh.., gelii Mas.., geliiiiii.., ahh..”. Sejak kejadian malam itu, ia memang membiasakan diriinya untuk memanggiilku Mas.
Sembari menggeliinjang dan meriintiih, tangan kanan Erina mulaii mengelus-elus bagian depan celana kantorku.
Kemaluanku yg terletak tepat di baliiknya terasa semakiin menegang dan menegang. Jarii-jarii lentiik perempuan itu berusaha untuk mencarii letak kepala kemaluanku untuk kemudian digosok-gosoknya darii luar celana. Sensasii itu membuat nafasku semakiin memburu sepertii layaknya nafas kuda yg tengah berlarii kencang. Seakan tak mau kalah dariinya, tangan kiiriiku berusaha menyiingkap rok janda muda itu dan dgn siigap kugosokkan jarii-jemariiku di celana dalemnya. Tepat diatas kemaluannya, celana dalem Erina terasa sudah basah. Sungguh hebat! Hanya dalem beberapa meniit saja, ia sudah sedemiikian terangsangnya sehiingga kemaluannya sudah siap untuk dimasukii oleh kemaluanku.
Tanpa membuang waktu kuturunkan celana dalem tiipiis yg kalii ini berwarna hiitam, kudorong badan montok perawat itu ke dinding, lalu kuangkat paha kanannya sehiingga dengkulnya menempel di piinggangku. Dgn siigap pula kubuka riitsluiitiing celanaqu dan kukeluarkan kemaluanku yg sudah sangat tegang dan besar itu. Erina sudah terlihat pasrah. Ia hanya bersender di dinding sembari memejamkan matanya dan memeluk bahuku.
“Erina.., mana miinyak tawonnya.., kok lama betuul…”. Suara orang tua itu terdengar dgn keras. Sungguh menjengkelkan.
Erina sempat terkejut dan terlihat pMenikk kerana kemudian aqu berbiisiik,
“Tenang Mbak.., jawab aja.., kiita selesaiikan dulu ini.., kamu mau kan?” Ia mengangguk seraya tersenyum manis.
“Sebentar Pak..”, teriaknya.
“Miinyak tawonnya keseliip entah ke mana.., ini lagii dicarii kok…”. Ia tertawa cekiikiikan, gelii mendengar jawaban spontannya sendirii.
Akan tetapi tawanya itu langsung berubah menjadi jeriikan erotiis keciil kerana kupukul-pukulkan kepala kemaluanku ke selangkangannya.
Perlahan-lahan kutempelkan kepala kemaluanku itu di piintu kemaluannya. Sambii kuputar-putar keciil kudorong piinggulku perlahan-lahan. Erina ternganga sembari terengah-engah,
“aahh.., aahh.., ouhh.., Mas.., besar sekalii.., pelan-pelan Mas..pelan-pelanhh..”, dan,
“aa…”. Erina menjeriit keciil kerana kumasukkan seluruh kemaluanku ke dalem kemaluannya yg becek dan terasa sangat sempiit dalem posiisii berdirii ini.
Aqu menyodokkan kemaluanku maju mundur dgn gerakan yg percepatannya meniingkat darii waktu ke waktu. Badan Erina terguncang-guncang, buah dadanya bergayut ke kiirii dan kanan dan jeriitannya semakiin menjadi-jadi.Cerita Sex
Aqu sudah tak pedulii kalo ayah Anton sampaii mendengarkan jeriitan perempuan itu. Nafsuku sudah naiik ke kepala. Janda muda ini memang memiiliikii daya piikat seks yg luar biasa. Meskipun ia hanya seorang perawat, akan tetapi kemulusan dan kemontokan badannya sungguh setara dgn perempuan kota jaman sekarang. Sangat terawat dan niikmat sekalii jika digesek-gesekkankan di kuliit kiita. Gerakan piinggulku semakiin cepat dan semakiin cepat. Mulutku tak puas-puasnya menciiumii dan menghiisap ujung pentil buah dadanya yg merunciing panjang dan keras itu. Buah dadanya yg kenyal itu hampiir seluruhnya dibasahii oleh aiir liiurku. Aqu memang sedang nafsu berat. Aqu merasakan bahwa sebentar lagii aqu akan orgasme dan bersamaan dgn itu juga badan Erina menegang.
Kupercepat gerakan piinggulku dan mendadak,
“aahh.., Mas.., Masss…, aqu keluarrr.., aahh”, Jeriitnya.
saat itu juga kusodokkan kemaluanku ke dalem kemaluan janda muda itu sekeras-kerasnya dan,
“Craat.., craatt.., craat”.
“Ahh…, Mbaak”, erangku sembari meriingiis meniikmatii puncak orgasme kita yg waktunya jatuh bersamaan itu.
Kita berpelukan sesaat dan Erina berbiisiik dgn suara serak.
“Mas.., aqu ngga pernah dipuasiin lakii-lakii sepertii kamu muasiin saya.., kamu hebat..”. Aqu tersenyum siimpul.
“Mbak., aqu masiih punya 1001 tekniik yg biisa membuat kamu melayg ke surga ke-7.., ngga bosan kan kalo laiin waktu aqu praktekkan sama kamu?”. Perlahan Erina menurunkan paha kanannya dan mencabut kemaluanku darii kemaluannya.
“Bosan? Aqu giila apa.., yg beginian ngga akan membuatku bosan.., kalo biisa tiap harii aqu mau Mas..”. Benar-benar luar biasa birahi perempuan ini.
Beruntung aqu mempunyaii birahi yg juga luar biasa besarnya. Sbg partner seks, kita benar-benar seiimbang.
Sesudah kejadian siang itu, aqu dan Erina sepertii pengantiin baru saja. Tak ada waktu luang yg tak terlewatkan tanpa nafsu dan gairah. Meskipun demiikian, aqu tekankan pada Erina, bahwa hubungan antara aqu dan dia, hanyalah sebatas hubungan untuk memuaskan nafsu gairah saja. Aqu dan dia punya hak untuk berhubungan dgn orang laiin. Erina sii janda muda yg sudah merasakan keniikmatan seks bebas itu tentu saja menyetujuiinya.
Suatu harii, Erina masuk ke dalem kamarku dan ia berkata,
“Mas, aqu akan mengambiil cutii selama 1 bulan. Aqu harus mengurusii masalah tanah wariisan di kampungku..”.
“Lha.., kalo Mbak pulang, siapa yg akan mengurusii Bapak?”, tanyaqu sembari membaygkan betapa kosongnya harii-hariiku selama sebulan ke depan.
“Mas Anto jikang, akan ada adik Bapak yg akan menggantiikan aqu selama 1 bulan.., namanya Mbak Hindun.., dia ngga menikah.., umurnya sudah hampiir 40 tahun.., orangnya baiik kok.., cerewet.., tetapi ramah..”. Yah apa boleh buat, aqu terpaksa kehiilangan seorang kawan berhubungan seks yg sangat mengbirahikan.
Hitung-hitung cutii 1 bulan.., atau kalo berpiikiir posiitiif.., iits tiime to look for a new partner!!!
Harii ini adalah harii ke liima sesudah kepergian Erina. Mbak Hindun, penggantii sementara Erina, ternyata adalah adik iipar ayah Anto. Jadi, adik isteri sii bapak tua itu. Mbak Hindun adalah seorang perempuan Sunda yg ramah. Wajahnya lumayan cantiik, kuliitnya berwarna hiitam manis, badannya sedikit pendek dan berbadan montok. Ukuran buah dadanya besar. Jauh lebiih besar darii Erina dan senantiasa berdandan sedikit menor. Perempuan yg berumur hampiir 40 tahun itu mengaqu belom pernah meniikah kerana merasa bahwa tak ada lakii-lakii yg biisa cocok dgn siifatnya yg avonturiir. Saat ini ia bekerja secara freelance di sebuah stasiiun television sbg penuliis naskah. Kemampuan bergaulku dan keramahannya membuat kita cepat sekalii akrab.
Lagii-lagii, kamarku itu kini menjadi markas curhatnya Mbak Hindun.
“Panggiil saya teh Hindun aja deh..”, katanya suatu kalii dgn logat Bandungnya yg kental.“Kalo gitu panggiil saya Somat aja ya teh.., ngga usah pake pak pak-an segala..”, balasku sembari tertawa.
Baru 5 harii kita bergaul, akan tetapi sepertiinya kita sudah lama saliing mengenal. esexeseks.com Kita sepertii dua orang yg kasmaran, saliing memperhatiikan dan saliing bersiimpatii. Persiis sepertii ciinta monyet kerana kiita remaja. Saat itu sepertii biasa, kita sedang ngobrol santaii darii hatii ke hatii sembari duduk di atas kasurku. Aqu memakaii pakaian kaos dan celana pendek yg ketat sehiingga tanpa kusadarii tekstur kemaluan dan buah zakarku tercetak dgn jelas. Jika kuperhatiikan, beberapa kalii terlihat teh Hindun mencurii-curii meliiriik selangkanganku yg dgn mudah diliihatnya kerana aqu duduk bersiila. Aqu sengaja membiarkan keadaan itu berlangsung. Malah kadang-kadang dgn sengaja aqu meluruskan kedua kakiiku dgn posiisii sedikit mengangkang sehiingga cetakan kemaluanku makiin nyata saja di celanaqu.
Sesekalii, ditengah obrolan santaii itu, terlihat teh Hindun meliiriik selangkanganku yg diiikutii dgn nafasnya yg tertahan. Kenapa aqu melaqukan hal ini? Kerana birahiku yg luar biasa, aqu jadi tertantang untuk biisa meniidurii teh Hindun yg aqu yakini sudah tak perawan lagii kerana siifatnya yg avonturiir itu. Dan lagii, darii siifatnya yg ramah, ceria, cerewet dan petualang itu, aqu yakiin di baliik badan montok perempuan setengah baya tersiimpan potensii birahi yg tak kalah besar dgn Erina. Juga, gayanya dalem bergaul yg mudah bersentuhan dan saliing memegang lengan seriing membuat darahku berdesiir. Apalagii kalo aqu sedang dalem keadaan birahi tiinggii.
Saat ini, teh Hindun mengenakan daster berwarna bersih tiipiis sehiingga terlihat kontras dgn warna kuliitnya yg hiitam manis itu. Belahan buah dadanya yg besar itu menyembul di baliik liingkaran leher yg berpotongan rendah di bagian dada. Dasternya sendirii berpola terusan hiingga sebatas lutut sehiingga kerana duduk, pahanya yg montok itu terliihat dgn jelas. Aqu selalu berusaha untuk biisa mengiintiip sesuatu yg terletak di antara kedua paha teh Hindun. Akan tetapi kerana posiisii duduknya yg selalu sopan, aqu tak dapat meliihat apa-apa.
Bukan maiin! Ternyata seorang perempuan berusia 40-an masiih mempunyaii daya tariik sexual yg tiinggii. Terus terang, baru kalii ini aqu beranii berfantasii mengenaii hubungan seks dgn teh Hindun. Sementara ia berCerita tentang masa mudanya, piikiiranku malah melayg dan membaygkan badan teh Hindun sedang duduk di hadapanku tanpa selembar benangpun. Alangkah mengbirahikannya. Aqu sepertii biisa meliihat dgn jelas seluruh lekuk badannya yg mulus tanpa cacat. Tanpa sadar, kemaluanku menegang dan caiiran madzii di ujungnya pun mulaii keluar. Celanaqu terlihat basah di ujung kemaluanku, dan cetakan kemaluan serta buah zakarku semakiin jelas saja tercetak di selangkangan celanaqu.
Membesarnya kemaluanku ternyata tak lepas darii perhatian teh Hindun. Terlihat jelas terliihat matanya terbelalak meliihat ukuran kemaluanku yg membesar dan tercetak jelas di celana pendekku. Obrolan kita mendadak terhentii kerana beberapa saat teh Hindun masiih terpaqu pada selangkanganku.
“Kunaon teh..?”, tanyaqu memanciing.
“Eh.., enteu.., kamu teh miikiiriin apa siih…?”, katanya sembari tersenyum siimpul.
“Miikiiriin teh Hindun teh.., entah kenapa barusan saya membaygkan teh Hindun nggak pakaii apa-apa.., aduh iindahnya teh..”, mendadak saja jawaban itu meluncur darii mulutku.
Aqu sendirii terkejut dgn jawabanku yg sangat terus terang itu dan sempat membuatku terpaqu memandang wajah teh Hindun. Wajah teh Hindun terlihat memerah mendengar jawabanku itu. Napasnya mendadak memburu.Cerita Sex
Mendadak teh Hindun bangkiit darii duduknya dan berjalan menuju piintu. Ia menutup piintu kamarku dan mengunciinya. Leherku tercekat, dan kurasakan jantungku berdegup semakiin kencang. Dgn tersenyum dan sorot mata nakal ia menghampiiriiku dan duduk tepat di hadapan selangkanganku. Aqu memang sedang dalem posiisii selonjor dgn kedua kakii mengangkang.
“Mat, kamu piingiin sama teteh..? Hmm?”, Desahnya seraya meraba kemaluan tegangku darii luar celana.
Aqu menelan ludah sembari mengangguk perlahan dan tersenyum. Entah mengapa, aqu jadi gugup sekalii meliihat wajah teh Hindun yg semakiin mendekat ke wajahku. Tanpa sadar aqu menyandarkan punggungku ke tembok di ujung kasur dan teh Hindun menggeser duduknya mendekatiiku sembari tetap menekan dan membelaii selangkanganku. Nafas teh Hindun yg semakiin cepat terasa benar semakiin menerpa hiidung dan biibiirku. Rasa niikmat darii belaian jemarii teh Hindun di selangkanganku semakiin terasa keujung syaraf-syarafku. Napasku mulaii memburu dan tanpa sadar mulutku mulaii mengeluarkan suara erangan-erangan.
Dgn lembut teh Hindun menempelkan biibiirnya di atas biibiirku. Ia memulaiinya dgn mengecup riingan, menggiigiit biibiir bawahku, dan mendadak.., liidahnya memasukii mulutku dan berputar-putar di dalemnya dgn cepat. Langiit-langiit mulutku serasa gelii disapu oleh liidah panjang miiliik perempuan setengah baya yg sangat mengbirahikan itu. Aqu mulaii membalas ciiuman, giigiitan, dan kuluman teh Hindun. Sembari berciiuman, tangan kananku kuletakkan di buah dada kiirii teh Hindun. Uh.., alangkah besarnya.., meskipun masiih ditutupii oleh daster, keempukan dan kekenyalannya sudah sangat terasa di telapak tanganku.
Dgn cepat kuremas-remas buah dada teh Hindun itu,
“Emph.., emph..”, riintiihnya sembari terus mengulum liidahku dan menggosok-gosok selangkanganku.
Mendadak teh Hindun menghentiikan ciiumannya. Ia menahan tanganku yg tengah meremas buah dadanya dan berkata,
“Mat, sekarang kamu diam dulu yah.., biar teteh yg duluan..”.
Mendadak dgn cepat teh Hindun menariik celana pendekku sekalian dgn celana dalemku. Sakiing cepatnya, kemaluanku yg menegang melejiit keluar. Sejenak teh Hindun tertegun menatap kemaluanku yg berdirii tegak laksana tugu monas itu.
“Gustii Somat.., ageung piisan..”, biisiiknya liiriih.
Dgn cepat teh Hindun menundukkan kepalanya, dan sekerana badanku terasa dialiirii oleh aliiran listerik yg mengaliir cepat kerana mulut teh Hindun hampiir menelan seluruh kemaluanku. Terasa ujung kemaluanku itu menyentuh langiit-langiit belakang mulut teh Hindun. Dgn siigap teh Hindun memegang kemaluanku sementara liidahnya memeliintiir bagian bawahnya. Kepala teh Hindun naiik turun dgn cepat mengiiriingii pegangan tangannya dan puntiiran liidahnya.
Aqu benar-benar merasa melayg di udara kerana teh Hindun memperkuat hiisapannya. Aqu meliiriik ke arah kaca riasku, dan di sana terlihat diriiku terduduk mengangkang sementara teh Hindun dgn dasternya yg masiih saja rapii merunduk di selangkanganku dan kepalanya bergerak naiik turun. Suara iisapan, jiilatan dan kecupan biibiir perempuan montok itu terdengar dgn jelas. Keniikmatan ini semakiin menjadi-jadi kerana kurasakan teh Hindun mulaii meremas-remas kedua bola buah zakarku secara bergantian. Perutku serasa mulas dan urat-urat di kemaluanku serasa hendak putus kerana tegangnya. Teh Hindun terlihat semakiin buas menghiisapii kemaluanku sepertii seseorang yg kehausan di padang pasiir menemukan aiir yg segar. Jarii-jemariinyapun semakiin liar mempermaiinkan kedua buah zakarku.Cerita Sex
“Slurrp.., Cuph.., Mphh..”. Suara kecupan-kecupan di kemaluanku semakiin keras saja.
Nafsuku sudah naiik ke kepala. Aqu berontak untuk berusaha meremas kedua buah dada montok dan besar miiliik perempuan lajang berusia setengah baya itu, akan tetapi tangan teh Hindun dgn kuat menghalangii badanku dan iapun semakiin giila menghiisapii dan menjiilatii kemaluanku. Aqu mulaii bergeliinjang-geliinjang tak karuan.
“Teh Hindun.., teeeh…, gantian dongg.., please.., saya udah ngga kuaat…, aahh.., sss..”, erangku seakan memohon.
Akan tetapi permiintaanku tak digubriisnya. Kedua tangan dan mulutnya semakiin cepat saja mengocok kemaluanku. Terasa seluruh syaraf-syarafku semakiin menegang dan menegang, degup jantungku berdetak semakiin kencang.. napaskupun makiin memburu.
“Oohh…, Teh Hindun.., Teh Hindunee…, aahh….”, Aqu berteriak sembari mengangkat piinggulku tiinggii-tiinggii dan,
“Crat.., craat.., craat”, aqu memuncratkan air maniqu di dalem mulut teh Hindun.
Dgn siigap pula teh Hindun menelan dan menjiilatii air maniqu sepertii seorang yg menjiilatii es kriim dgn niikmatnya. Setiap jiilatan teh Hindun terasa sepertii setruman-setruman keciil di kemaluanku. Aqu benar-benar meniikmatii permaiinan ini.., luar biasa teh Hindun,
“Enak Mat..? Hmm?”, teh Hindun mengangkat kepalanya darii selangkanganku dan menatapku dgn senyum maniisnya, terlihat di seputar mulutnya banyak menempel bekas-bekas air maniqu.
“Fuhh niikmatnya air mani kamu Mat..” Biisiiknya mesra seraya menjiilat siisa-siisa air maniqu di biibiirnya.
“Obat awet muda ya teh..”, kataqu bercanda.
“Yaa gitulah…, antosan sekedap nya? Biar teteh ambiilkan miinum buat kamu”. Oh my God.., benar-benar seorang perempuan yg penuh pengabdian, dia belom mengalamii orgasme apa-apa tetapi perhatiannya pada pasangan laki lakinya luar biasa besar, sungguh pasangan seks yg iideal! Kenyataan itu saja membuat rasa siimpatii dan gairahku pada teh Hindun kembalii bergejolak. Teh Hindun kembalii darii luar membawa segelas aiir.
“Miinum deh.., biar kamu segeran..”.
“Nuhun teh.., tetapi janjii ya abiis ini giiliiran saya muasiin teteh..”. Aqu meneguk habiis aiir dingiin buatan teh Hindun dan saat itu pula aqu merasakan kejantananku kembalii.
Gairahku kembalii bergejolak meliihat badan montok teh Hindun yg ada di hadapanku.
Aqu meraiih tangan teh Hindun dan dgn sekalii betot kubariingkan badannya yg molek itu di atas kasur.
“Eeehh.., pelan-pelan Mat..”, teriak teh Hindun dgn gelii.
“Teteh mau diapaiin siih… “, lanjutnya manja. Tanpa menjawab, aqu meniindih badan montok itu, dan sekejap kurasakan niikmatnya buah dada besar itu tergencet oleh dadaqu. Juga, syaraf-syaraf sekiitar piinggulku merasakan niikmatnya kemaluanku yg menempel dgn gundukan kemaluannya meskipun masiih ditutupii oleh daster dan celana dalemnya.
Kupandangii wajah teh Hindun yg bundar dan manis itu. Kalo diperhatiikan, memang sudah terdapat kerut-kerut keciil di daerah mata dan keniingnya. Tetapi pedulii setan! Teh Hindun adalah seorang perempuan setengah baya yg paliing mengbirahikan yg pernah kuliihat. Pancaran aura sexualnya sungguh kuat menerangii sanubarii laki laki yg memandangnya.
“Teteh mau tau apa yg iingiin saya laqukan terhadap teteh?”, Kataqu sembari tersenyum.
“Saya akan memperkosa teteh sampaii teteh ketagiihan”.
Lalu dgn ganas, aqu memulaii menciiumii biibiir dan leher teh Hindun. Teh Hindunpun dgn tak kalah ganasnya membalas ciiuman-ciiumanku. Keganasan kita berdua membuat suasana kamarku menjadi riiuh oleh suara-suara kecupan dan Desahan-Desahan erotiis. Dgn tak sabar aqu menariik riitsluiitiing daster teh Hindun, kulucutii dasternya, BREAST HOULDER-nya, dan yg terakhiir.., celana dalemnya. Wow.., sebuah gundukan dagiing tanpa bulu sama sekalii terliihat sangat menantang terletak di selangkangan teh Hindun. My God.., alangkah iindahnya kemaluan teh Hindun itu.., tak pernah kubaygkan bahwa ia mencukur habiis bulu kemaluannya.Cerita Sex
“Kamu juga buka semua dong Mat”, rengeknya sembari menariik pakaian kaosku ke atas.
Dalem sekejap, kita berdua berdua berpelukan dan berciiuman dgn penuh nafsu dalem keadaan bugiil! Sembari meniindih badannya yg montok itu, biibiirku menyelusurii lekuk badan teh Hindun mulaii darii biibiir, kemudian turun ke leher, kemudian turun lagii ke dada, dan terus ke arah ujung pentil susu kiiriinya yg berwarna coklat kemerah-merahan itu. Alangkah kerasnya ujung pentil susunya, alangkah lanciipnnya.., dan mmhh.., sekerana itu juga kukulum, kuhiisap dan kujiilat ujung pentil kenyal itu.., kerana gemasnya, sesekalii kugiigiit juga ujung pentil itu.
“Auuhh.., Mat.., gelliiii.., sss.., ahh”, riintiihnya kerana giigiitanku sedikit kukeraskan. Badan montoknya mulaii mengeliinjang-geliinjang ke sana k emarii.., dan mukanya menggeleng-geleng ke kiirii dan ke kanan.
Sembari menghiisap, tangan kananku merayap turun ke selangkangannya. Dgn mudah kudapatii kemaluannya yg besar dan sudah sangat becek sekalii. Aqupun dgn siigap memaiin-maiinkan jarii tenganku di piintu kemaluannya.
“Crks.., crks.., crks”, terdengar suara becek kemaluan teh Hindun yg berwarna lebiih bersih darii kuliit sekiitarnya.
Kerana jariiku mengenaii gundukan keciil dagiing yg miiriip dgn sebutiir kacang, kerana itu pula perempuan setengah baya itu menjeriit keciil.
“Ahh.., gelii Mat.., gellii”, Putaran jariiku di atas kelentit teh Hindun dan hiisapanku pada kedua ujung pentil buah dadanya makiin membuat lajang montok berkuliit hiitam manis itu semakiin bergeliinjang dgn liar.
“Mat.., masukiin sekarang Mat.., sekarang.., please.., teteh udah nggak tahan..ahh..”. Kuliihat wajah teh Hindun sudah meriingiis sepertii orang kesakiitan.
Riingiisan itu untuk menahan gejolak orgasmenya yg sudah hampiir mencapaii puncaknya. Dgn siigap kuarahkan kemaluanku ke kemaluan montok miiliik teh Hindun.., kutempelkan kepala kemaluanku yg besar tepat di bawah kelentitnya, kuputar-putarkan sejenak dan teh Hindun meresponnya dgn mengangkangkan pahanya selebar-lebarnya untuk memberii kemudahan bagiiku untuk melaqukan penetrasii.., saat itu pula kusodokkan pantatku sekuat-kuatnya dan,
“Blesss”, masuk semuanya!
“Aahh….” Teh Hindun menjeriit panjang..,
“Besar betul Mat.., auhh…., besar betuull…, duh gustii enaknya.., aahh..”. Dgn penuh keganasan kupompa kemaluanku keluar masuk kemaluan teh Hindun.
Dan iapun dgn liarnya memutar-mutar piinggulnya di bawah tiindihanku. Astaga.., benar-benar pengalaman yg luar biasa! Bahkan keliaran teh Hindun melebiihii ganasnya Mbak Erina.., luar biasa!
Kedua badan kita sudah sangat basah oleh keriingat yg bercampur liiur. Kasurkupun sudah basah di mana-mana oleh caiiran mani maupun lendir yg meleleh darii kemaluan teh Hindun, akan tetapi entah kekuatan apa yg ada pada dirii kita…, kita masiih saliing memompa, meriintiih, melenguh, dan mengerang. Bunyii kasurkupun sudah tak karuan..,
“Kriiet.., kriiet.., kriieeet”, sesuaii iirama goygan piinggul kita berdua. Kemaluanku yg besar itu masiih dgn buasnya menggesek-gesek kemaluan teh Hindun yg terasa sempiit akan tetapi becek itu.
Sesudah lebiih darii 15 meniit kita saliing memompa, mendadak kurasakan seluruh badan teh Hindun menegang.
“Mat.., Mat.., Teteh mau keluar..”.
“Iya teh, saya juga.., kiita keluar sama-sama teh…”, Goyganku semakiin kupercepat dan pada saat yg bersamaan kita berdua saliing berciiuman sembari berpelukan erat.., aqu menancapkan kemaluanku dalem-dalem dan teh Hindun mengangkat piinggulnya tiinggii-tiinggii…,
“Crat.., crat.., crat.., crat”, kita berdua mengerang dgn keras sembari meniikmatii tercapaiinya orgasme pada saat yg bersamaan.
Kita sudah tak pedulii jika seiisii rumah akan mendengarkan jeriitan-jeriitan kita, kerana aqu yakiin teh Hindunpun tak pernah merasakan keniikmatan yg luar biasa ini sepanjang hiidupnnya.
“Ahh.., Mat.., kamu hebaat.., kamu hebaathh.., hh.., Teteh ngga pernah ngerasaiin keniikmatan sepertii ini”.
“Saya juga teh.., teriima kasiih untuk keniikmatan ini..”, Kataqu seraya mengecup keniing teh Hindun dgn mesra.
“Mau tau suatu rahasia Mat?”, tanyanya sembari membelaii rambutku,
“Teteh sudah liima tahun tak bersentuhan dgn lakii-lakii.., tetapi entah kenapa, dalem 5 harii bergaul dgn kamu.., teteh tak biisa menahan gejolak gairah teteh.., ngga tau kenapa.., kamu itu punya aura seks yg luar biasa..”. Teh Hindun bangkiit darii kasurku dan mengambiil sesuatu darii kantong dasternya. Sebutiir piil KB.
“Sepertii punya Mattasat, teteh sudah miinum piil ini sejak 3 harii yg lalu..”, katanya tersenyum,
“Dan akan teteh miinum selama teteh ada di sini..”, Teh Hindun mengerdipkan matanya padaqu dgn manja sembari memakaii dasternya.
“Selamat tiidur sayg…”, Teh Hindun melangkah keluar darii kamarku.
Teh Hindun memang luar biasa. Ia bukan saja dapat menggantiikan kedudukan Erina sbg partner seks yg baiik, tetapi juga memberii sentuhan-sentuhan kasiih sayg keiibuan yg luar biasa. Aqu benar-benar dimanja oleh perempuan setengah baya itu. Fantasii sexualnya juga luar biasa. Mungkiin itu pengaruh darii pekerjaannya sbg penuliis Cerita drama. Coba baygkan, ia pernah memiijatku dalem keadaan bugiil, kemudian sembari terus memiijat ia biisa memasukkan kemaluanku ke dalem kemaluannya, dan aqu disebadanii sembari terus meniikmatii piijatan-piijatannya yg niikmat. Ia juga pernah memiinta aqu untuk menyebadaniinya di saat ia mandi pancuran di kamar mandi dan kita melaqukannya dgn badan liiciin penuh sabun.
Dan yg paliing sensasiional adalah.., Sore itu aqu sudah berada di rumah. Kerana load pekerjaan di kantorku tak begitu tiinggii, aqu sengaja pulang cepat. Selesaii mandi aqu duduk di meja makan sembari meniikmatii piisang goreng buatan teh Hindun. Perempuan biinal itu memang luar biasa. Ia melayaniku sepertii swaminya saja. Segala keperluan dan kesenanganku benar-benar diperhatiikan olehnya. Sepertii biasa, aqu mengenakan pakaian kaos buntung dan celana pendek longgar kesukaanku dan (sepertii biasa juga) aqu tak menggunakan celana dalem. Kebiasaan ini kumulaii sejak adanya teh Hindun di rumah ini, kerana biisa dipastiikan hampiir tiap harii aqu akan meniikmatii badan siintal adik iipar ayah sii Anto itu.
Sore itu sembari meniikmatii piisang goreng di meja makan, aqu bercakap-cakap dgn ayah Anto. Orang tua itu duduk di pojok ruangan dekat piintu masuk untuk meniikmatii semiiliirnya angiin sore kota Bandung. Jarak antara aqu dgnnya sekiitar 6 meter. Sembari bercakap-cakap mataqu tak lepas darii teh Hindun yg mondar mandir menyediakan hiidangan sore bagii kita. Entah ke mana PRT kita saat itu.
Teh Hindun mengenakan celana pendek yg ditutupii oleh kaos bergambar Miickey Mouse berukuran ekstra besar sehiingga seriing terlihat kaos itu menutupii celana pendeknya yg memberii kesan teh Hindun tak mengenakan celana. Aqu beranii bertaruh perempuan itu tak menggunakan BREAST HOULDER kerana jika ia berjalan melenggang, terlihat buah dadanya bergayut ke atas ke bawah, dan di bagian dadanya tercetak ujung pentil buah dadanya yg besar itu. Tanpa sadar batang kemaluanku mulaii membesar.
Sesudah selesaii dgn kesiibukannya, teh Hindun duduk di sebelah kiiriiku dan iikut meniikmatii piisang goreng buatannya. Kuliihat ia meliiriik ke arahku sembari memasukkan piisang goreng perlahan-lahan ke dalem mulutnya. Sembari mengerdipkan matanya, ia memasukkan dan mengeluarkan piisang goreng itu dan sesekalii menjiilatnya. Sembari terus berbasa basii dgn orang tua Anto, aqu menelan ludah dan merasakan bahwa urat-urat kemaluanku mulaii mengeras dan kepala kemaluanku mulaii membesar. Mendadak kurasakan jarii-jemarii kanan teh Hindun menyentuh pahaqu. Lalu perlahan-lahan merayap naiik sampaii di daerah kemaluanku. Dgn gemas teh Hindun meremas kemaluan tegangku darii luar celanaqu sehiingga membuat caiiran beniingku membuat tanda bercak di celanaqu.
Sesudah beberapa lama meremas-remas, tangan itu bergerak ke daerah perut dan dgn cepat menyeliip ke dalem celana pendekku. Aqu sudah tak tahu lagii apa iisii percakapan orang tua Anto itu. Beberapa kalii ia mengulangii pertanyaannya padaqu kerana jawabanku yg asal-asalan. Degup jantungku mulaii meniingkat. Jemarii lentiik itu kini sudah mencapaii kedua bolaqu. Dgn jarii telunjuk dan tengah yg dirapatkan, perempuan lajang itu mengelus-elus dan menelusurii kedua bolaqu.., mula-mula berputar bergantian kiirii dan kanan kemudian naiik ke bagian batang.., terus bergerak menelusurii urat-urat tegang yg membalut batang kerasku itu,
“sss…, teteh..”. Aqu berdesiis kerana kedua jariinya itu berhentii di urat yg terletak tepat di bawah kepala kemaluanku.., itu memang daerah kelemahanku.., dan perempuan siintal ini mengetahuiinya.., kedua jemariinya menggesek-gesekkan dgn cepat urat kemaluanku itu sembari sesekalii mencubiitnya.
“aahh…”, erangku kerana akhiirnya kemaluanku masuk ke dalem genggamannya.
“Kenapa Somat?”, Orang tua yg duduk sedikit jauh di depanku itu mengiira aqu mengucapkan sesuatu.
“E.., ee…, ndak apa-apa Pak..”, Jawabku tergagap sembari kembalii meriingiis kerana teh Hindun mulaii mengocok kemaluanku dgn cepat.
Giila perempuan ini! Dia melaqukannya di depan kakaknya sendirii meskipun tak keliihatan kerana terhalang meja.
“Saya cuma merasa segar dgn udara Bandung yg dingiin ini..”, Jawabku sekenanya.
“Ooo begitu.., saya piikiir kamu sakiit perut.., habiis tampangmu meriingiis-meriingiis begitu..”, Orang tua itu terkekeh sembari memaliingkan mukanya ke jalan raya.
Begitu kakaknya berpaliing, teh Hindun dgn cepat merebahkan kepalanya ke pangkuanku sehiingga darii arah ayah Anto, teh Hindun tak terlihat lagii. Dgn cepat tangannya memelorotkan celanaqu sehiingga kemaluanku yg masiih digenggamnya dgn erat itu terasa dingiin terterpa angiin. Sejenak perempuan itu memandang kemaluan besarku itu.., ia selalu memberiikan kesempatan pada matanya untuk meniikmatii ukuran dan kekokohannya. Kemudian teh Hindun menjulurkan liidahnya dan mulaii menjiilat mengeliiliingii lobang kemaluanku.., kemudian ia memasukkan ujung liidahnya ke ujung lobang kemaluanku dan mengecap caiiran beniingku.., lalu liidahnya diturunkan lagii-lagii ke urat di bawah kemaluanku.
Aqu mulaii menggeliinjang-geliinjang tak karuan, meskipun dgn hatii-hatii taqut ketahuan oleh kakak teh Hindun yg duduk di depanku. Tanganku mulaii meraba-raba buah dadanya yg besar itu dan meremasnya dgn gemas,
“sss.., teeehh..”, desiisku sedikit keras kerana perempuan itu dgn kedua biibiirnya menyedot urat di bawah kepala kemaluanku itu.., sementara tangannya meremas-remas kedua bolaqu…, aawwww niikmatnya…, aqu begitu terangsang sehiingga seluruh porii-porii kuliitku meremang dan mukaqu berwarna merah. Aqu sudah dalem tahap iingiin meniindih dan sesegera mungkiin memasukkan kemaluanku ke dalem kemaluan perempuan ini tetapi semua itu tak mungkiin kulaqukan di depan kakaknya yg masiih duduk di depanku meniikmatii lalu lalang kendaraan di depan rumahnya.
Mendadak biibiir teh Hindun bergerak dgn cepat ke kepala kemaluanku.., sembari terus kupermaiinkan ujung pentilnya kuliihat ia membuka mulutnya dgn lebar dan tenggelamlah seluruh kemaluanku ke dalem mulutnya. Aqu kembalii mendesiis dan meriingiis sembari tetap duduk di meja makan mendengarkan ocehan orang tua Anto yg kembalii mengajakku berbiincang. Mulut teh Hindun dgn cepat menghiisap dan bergerak maju mundur di kemaluanku. Tanganku menariik dasternya ke atas darii arah punggung sehiingga terliihatlah pantatnya yg mulus tak ditutupii oleh selembar benangpun.
Aqu iingiin menjamah kemaluannya, iingiin rasanya kumasukkan jarii-jariiku dgn kasar ke dalemnya dan kukocok-kocok dgn keras tetapi aqu sudah tak kuat lagii. Jiilatan liidah, kecupan, dan sedotan teh Hindun di kemaluanku membuat seluruh syarafku menegang.
Mendadak kujambak rambut teh Hindun dan kutekan sekuat-kuatnya sehiingga seluruh kemaluanku tenggelam ke dalem mulutnya. Kurasakan ujung kemaluanku menyentuh langiit-langiit tenggorokan teh Hindun dan,Cerita Sex
“Creeet…, creeett…, creeettt”, menyemburlah caiiran maniku ke mulut teh Hindun.
“Ahh…, aahh.., aahh.., tetteeehh…”, Aqu meriingiis dan mendesiis keras kerana caiiran maniku bersemburan ke dalem mulut teh Hindun.
Perempuan itu dgn lahap menjiilatii dan menelan seluruh caiiranku sehiingga kemaluanku yg hampiir layu kembalii sedikiit menegang kerana terus-terusan dijiilat. Aqu memejamkan mataqu.., giilaa.., permaiinan ini benar-benar menakjubkan. Ada rasa was-was kerana taqut ketahuan, tetapi rasa was-was itu justru meniingkatkan nafsuku. Teh Hindun memandang kemaluanku yg sudah sedikit mengeciil akan tetapi tetap saja dalem posiisii tegak.
“Luar biasa…”, Biisiiknya,
Nonton Film Online Situs Poker Online Dewapoker Agen Poker Online Dewapoker Bandar Poker Online Dewapoker